Prinsip akuntansi yang sering digunakan dalam melakukan pencatatan atau transaksi terdisi atas :
1. historical Cost Principal
prinsip ini menyatakan bahwa sebagian besar harta dan kewajiban dihitung dan dicatat berdasarkan nilai pada saat terjadinya. Secara umum, prinsip ini digunakan karena memberikan landasan perhitungan yang lebih stabil dan konsisten. Namun, penggunaan fair value terkadang lebih berguna untuk perhitungan suatu harta dan kewajiban serta untuk industri tertentu, misalkan untuk perhitungan instrumen investasi.
2. Revenue Recognition Principal
Menjelaskan kapan seharusnya pendapatan suatu perusahaan diakui. Pendapatan pada umumnya diakui pada saat pendapatan tersebut telah dihasilkan atau pada saat di realisasikan. Pada umumnya, pendapatan diakui pada saat titik jual (point of sales). Namun, pendapatan dapat pula diakui pada saat proses produksi, akhir produksi, maupun saat penerimaan kas.
3. Matching Principal
Prinsip ini menyatakan bahwa suatu beban (expenses) harus disesuaikan dengan pendapatan (revenue). Biaya dapat digolongkan menjadi dua bagian, antara lain biaya produkdan biaya periode. Biaya produk memiliki hubungan yang lansung antara pendapatan dan beban sehingga pengakuannya harus disesuaikan. Biaya periode tidak memiliki hubungan yang langsung antara pendapatan dan beban sehingga dapat diakui pada saat beban tersebut terjadi.
4. Full Disclosure Principal
Menyatakan bahwa informasi yang terkait dengan laporan keuangan dan dapat mempengaruhi penilaian seseorang atas kinerja suatu perusahaan harus diungkapkan dalam laporang keuangan tersebut. Pengungkapan tersebut harus (a) mencakup semua informasi yang dapat menimbulkan perubahan bagi penggunanya. (b) informasi yang di tampilkan harus dapat dipahami.
salam kenal ... izin pake imagenya bwt blog sy untuk artikel jurnal umum. terima kasih
BalasHapusSalam kenal juga, it's ok. saya senang apabila bisa jadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
BalasHapus